Biri – Biri Mimpi. Kepasrahan hati dalam lena yang sejenak.
Biri-Biri Mimpi
Antara tidur dan jaga,
Sedayaku memejamkan mata,
Kerna malam ini,
Harusnya sarat dengan mimpi,
Jiwa yang berilusi,
Mengira sang biri –biri,
Melompat pagar hati,
Yang terkesan oleh rasa,
Dalam kantuk menanti lena.
Antara tidur dan jaga,
Sedayaku memejamkan mata,
Kerna malam ini,
Harusnya sarat dengan mimpi,
Jiwa yang berilusi,
Mengira sang biri –biri,
Melompat pagar hati,
Yang terkesan oleh rasa,
Dalam kantuk menanti lena.
Kasih hadirlah,
Dalam lena yang sejenak,
Walau rindu sudah menjauh,
Dan bulan tidak lagi bersinar,
Bintang pula berguguran jatuh,
Hanya dingin menggigit tubuh,
Menemani malam yang panjang.
Dalam lena yang sejenak,
Walau rindu sudah menjauh,
Dan bulan tidak lagi bersinar,
Bintang pula berguguran jatuh,
Hanya dingin menggigit tubuh,
Menemani malam yang panjang.
Sesungguhnya,
Aku tidak berdaya menangis lagi,
Kerna kolam mataku sudah lama kering,
Dan sesungguhnya juga,
Aku tidak mampu mengharap lagi,
Kerna doaku sudah pun habis.
Aku tidak berdaya menangis lagi,
Kerna kolam mataku sudah lama kering,
Dan sesungguhnya juga,
Aku tidak mampu mengharap lagi,
Kerna doaku sudah pun habis.
Tidak mengapa,
Pergilah, aku merelakannya,
Walau degup jantung ini,
Akan terhenti buat selamanya,
Sehabis kuhitung biri – biri mimpi.
Pergilah, aku merelakannya,
Walau degup jantung ini,
Akan terhenti buat selamanya,
Sehabis kuhitung biri – biri mimpi.
Biri – biri mimpi,
Kau tidak melompat lagi?
Kau tidak melompat lagi?
Am Nass, 19.12.2013
,Foto :Gambar Hiasan
Tiada ulasan:
Catat Ulasan