Sakura hanya berbunga tujuh hari setahun dan aku hanya sempat
mengenalimu selama itu sahaja. Di musim semi ini, aku titipkan kau sebuah
puisi.Agar bisa kau kenang diriku dalam kerinduan yang sekejap.Tika habis
diriku dimamah rindu, lemparlah senyummu lewat angin.Tika kau merasa
kehilangan, saat itu aku sudah tiada di sisimu...
Sakura Hanami
(Cinta Musim Semi)
Gadis berkimono bersimpuh tertib,
Jemari halusnya membancuh teh hijau,
Gunung Fuji memutih,
Sakura ditiup angin,
Berguguran jatuh,
Ke dalam cawan kecil berisi sake.
Seorang anak kecil,
Berlari riang dan tertawa,
Di rumput menghijau ditemani ayahnya,
Seorang gadis menulis diari,
Dipayungi pohon meredup.
Aku masih ingat lagi,
(Cinta Musim Semi)
Gadis berkimono bersimpuh tertib,
Jemari halusnya membancuh teh hijau,
Gunung Fuji memutih,
Sakura ditiup angin,
Berguguran jatuh,
Ke dalam cawan kecil berisi sake.
Seorang anak kecil,
Berlari riang dan tertawa,
Di rumput menghijau ditemani ayahnya,
Seorang gadis menulis diari,
Dipayungi pohon meredup.
Aku masih ingat lagi,
Saat
terindah itu,
Ketika
aku duduk di hamparan tikar,
Kau
dengan baju merah jambu,
Cuba mengusik
dengan menarik rambutku,
Dan
kemudian kau berlari-lari,
Menyembunyikan
dirimu,
Di sebalik
pohon sakura yang mekar,
Hatiku
teruntun,
Dengan
senyuman paling manis,
Yang
kau lemparkan lewat angin.
Sayonara
kasihku,
Kau
membisik lembut di kupingku,
Pada
suatu petang itu,
Adakah
ia suatu ucapan selamat tinggal?
Dan kau
dalam genang mata berkaca,
Mengangguk
perlahan dan tertunduk,
Aku
cuba menyeka mutiara,
Yang
gugur di kelopak,
Akhirnya
aku tahu,
Waktunya
sudah tiba,
Untuk
kau pergi meninggalkanku.
Sakura
Hanami,
Cinta
musim semi,
Segalanya
tinggal memori,
Namun
aku tetap menunggu,
Sakura
kembali berbunga,
Kerana
kau,
Akan
kembali, bukan?
Dan aku
tetap berharap,
Kita
akan kembali menghias laman,
Yang
telah lama kita tinggalkan.
Am
Nass. 9.12.2013.
Wakkanai,
Hokkaido, Japan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan